top of page

PROJEK !

HIJAU KOTAKU !

Teriakkan Pro untuk kota Probolinggoku

 

Pernah tidak merasa asing dengan kota kelahiran?

Itu yang saat ini aku rasakan. Pangling satu kata yang bisa aku ungkapkan. “Probolinggo bukan sih??”.

 

Senja ini menghapus rinduku yang besar sejak 3 tahun lamanya tidak menghirup udara kota kelahiran.

Ini tanahku, ini tempat bersemayamnya darahku, tempat melatahnya tangan dan kaki pertama kali dan tempat pertamanya cinta dan kenangan bersemi.

 

Lebih maju dan Pro untuk Probolinggoku betahkan hatiku untuk tetap disini.

Just a sample of my work. To see more or discuss possible work >>

 

Probolinggo mempunyai berbagai macam objek pariwisata, dari wisata bahari, pegunungan, pangan, agama atau tempat yang jauh dari kota maupun dalam kota. Pastinya tidak kalah bagusnya dengan wisata lainnya salah satu alternatif liburan yang patut dicoba dan dikunjungi.

Coba tengok sekilas !!! :D

 

  • Pelabuhan Tanjung Tembaga

Pelabuhan Tanjung Tembaga adalah salah satu objek yang bersejarah, pelabuhan ini digunakan sebagai tempat pulang maupun perginya kapal dari jaman Jepang hingga jaman modern saat ini. Pelabuhan Tanjung Tembaga mengalami perubahan beberapa kali, dari pelabuhan ikan, bongkar muat kapal-kapal besar, pelabuhan antar pulau hingga pelabuhan transit bagi kapal-kapal dari daerah (pulau) lain.

Panoramanya indah, semilir angin dan suara ombak menambah keindahan Pelabuhan Tanjung Tembaga. Tidak jarang tempat ini menjadi salah satu tujuan warga dipagi dan sore hari walaupun sekedar bersantai melihat matahari dan ombaknya.

Pelabuhan Tanjung Tembaga juga menyimpan beberapa tradisi maupun acara tiap tahunnya misalnya,

Tradisi Sya’banan pada tanggal 15 bulan Sya’ban (15 hari sebelum bulan puasa tiba) dengan tradisi membawa makanan

Lomba Perahu Hias event tahunan yang diselenggarakan bersamaan dengan hari jadi Kota Probolinggo pada tanggal 4 September.

Petik Laut yang merupakan peguyuban nelayan Probolinggo.

 

  • Taman Manula Soekarno Hatta

Taman manula, tempat dimana para manula (lanjut usia) ber-Jogging ria, berolahraga dan jalan santai dimana paving yang di design berbatu sebagai sarana pijat refleksi, selain itu juga disediakan tempat pijat yang dibantu dengan sumber manusia lokal.

Taman yang baru dibuka ini memiliki suasana yang nyaman dan sejuk, banyak ditumbuhi tanaman pepohonan yang memberi kenyamanan bagi manula maupun pengunjung lainnya yang datang ke tempat ini.

 

 

  • Alun-Alun Kota Probolinggo

Alun-alun Kota Probolinggo merupakan salah satu tempat hiburan alternatif yang banyak dikunjungi oleh masyarakat.  Alun-alun Kota Probolinggo terletak di tengah kota, sehingga sangat memudahkan masyarakat untuk berkunjung.

Selain lapangan, di Alun-alun Kota Probolinggo juga terdapat wahana atau taman bermain untuk anak-anak. Tidak ketinggalan juga disediakan taman bunga yang semakin menambah keindahan dan keasrian Alun-alun Kota Probolinggo. Hal inilah yang sering membuat masyarakat menjadi gemar melakukan olahraga bersama pada setiap hari Jumat dan Minggu.

Di tempat ini juga terdapat aneka jajanan bagi pengunjung yang gemar bersantai sambil menikmati jajanan khas pedagang kaki lima. Terutama di hari Minggu pada pagi hari terdapat event “Sunday Morning”, dimana pengunjung hanya akan menemui aneka jajanan yang hanya diperdagangkan pada hari itu saja. Selain itu pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan aneka tanaman hias yang diperdagangkan dengan harga terjangkau.

 

  • Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) / Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berawal dari sebuah keinginan untuk dapat menyediakan suatu wahana rekreasi untuk bersantai dan wahana yang berwawasan studi lingkungan yang rindang, indah dan nyaman. Sangat cocok sekali untuk melepas kepenatan dunia kerja dan hiruk pikuk perkotaan. Maka dibuatlah Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL).

Taman wisata ini selain menampilkan aneka dan beragam jenis satwa, juga menghadirkan beraneka jenis tanaman dan pepohonan sehingga para wisatawan dan pengunjung tidak hanya sekedar berekreasi dan bersantai, namun juga bisa menambah pengetahuan akan flora dan fauna.

Selain disebut Taman wisata Studi Lingkungan (TWSL), masyarakat Kota Probolinggo juga mengenalnya dengan sebutan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Karena memang banyak terdapat pepohonan yang semakin menambah keasrian dan kesejukan.

 

  •  Seribu Taman di Sepanjang jalan

Untuk memanfaatkan lahan tidur di seluruh penjuru wilayah Kota Probolinggo, Pemerintah Kota Probolinggo bersama dengan segenap lapisan masyarakat guna mewujudkan Kota Probolinggo yang Bestari (Bersih, Sehat, Tertib, Aman, Rapi, Indah), maka membuat Seribu Taman di Sepanjang Jalan.  Selain itu Seribu taman di Sepanjang Jalan juga dapat dimanfaatkan sebagai “rest area” (tempat istirahat) bagi masyarakat.

 

  • Pengelolaan Sampah Organik Menjadi Kompos

Sampah merupakan sesuatu yang dihasilkan karena adanya aktifitas manusia. Sampah secara umum dapat dibagi menjadi beberapa unsure seperti organik, plastik, kertas, kaleng, kaca, B3 dan lain-lainnya. sedangkan sampah organik merupakan prosentase terbesar dari unsur-unsur sampah tersebut.

Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dengan terlebih dahulu dijadikan kompos. Dengan pemanfaatan ini maka sampah yang terbuang akan bernilai ekonomis. Demikian pula terhadap jenis sampah lainnya.

Pada UPT Pengeloalaan Sampah dan Limbah, sampah organic diproses agar menjadi kompos atau pupuk organik. Kompos yang dihasilkan dijadikan beberapa jenis bentuk misalnya butiran, pellet. Jenis-jenis tersebut disesuaikan dengan kebutuhan atau selera pengguna pupuk organik.

 

  • Tugu Alun-alun

Bangunan ini berada tepat di jantung Kota Probolinggo, tepatnya terletak di dalam Alun-alun Kota. Dibangun pada awal-awal masa kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1946, bangunan yang telah berusia 61 tahun tersebut masih terlihat cukup baik.

Makna sejarah bangunan ini sangat besar bagi Kota Probolinggo. Berbagai simbol kemerdekaan yang telah diraih oleh seluruh bangsa Indonesia, tugu tersebut masih terjaga keaslian bentuk dan keterawatannya. Proses pembersihan dan perawatan berkala yang cukup baik menyebabkan bangunan ini tidak mengalami perubahan fisik sejak awal didirikan 61 tahun silam.

Nilai estetika pada bangunan tugu ini sangat baik. Terletak pada lingkungan Alun-alun Kota Probolinggo yang bersih dan asri cukup menunjang fungsi monumentalitas dari tugu ini.

 

  • Monumen Alun-alun

Bangunan yang terletak di Alun-alun Kota Probolinggo ini, didirikan pada tahun 1946. Saat ini usia bangunan telah menginjak 61 tahun dan kondisi bangunan monument tersebut masih terjaga dengan baik.

Seperti halya bangunan Tugu Alun-alun, makna sejarah bangunan ini sangat besar bagi Kota Probolinggo. Sebagai sebuah bangunan yang bersifat monumen, bangunan tersebut juga masih terjaga keaslian bentuk dan keterawatannya.

 

  • Stasiun Kota Probolinggo

Bangunan Stasiun merupakan salah satu bangunan yang menjadi pintu gerbang masuk menuju Kota Probolinggo. Bangunan yang terletak di Jl. KH. Mansyur 48 Probolinggo ini, didirikan kurang lebih pada tahun 1920-1930. Hingga saat ini, bangunan telah menginjak usia kurang lebih 182 tahun dengan kondisi fisik bangunan yang masih terjaga dengan baik.

Ditinjau dari orisinalitas bangunan, hampir tidak terdapat perubahan yang berarti dari bentuk fisik awal bangunan sejak awal didirikan. Keaslian ornament-ornamen pada fascade dan ruang dalam masih terlihat. Gaya Yunani yang diterapkan pada gevel dan bentuk lengkung pada ornament jendela yang merupakan cirri khas gaya Baroque-Rococo serta bentuk lengkung gaya neoclassical pada ornament pintu masih terlihat keasliannya.

Orisinalitas yang masih tetap terjaga akan secara otomatis menimbulkan keindahan terhadap suatu bangunan. Hal inilah yang ada pada wajah Stasiun Kota Probolinggo.

 

  • Graha Bina Harja

Bangunan Graha bina Harja Kota Probolinggo terletak di Jl. Suroyo 17. Dibangun pada tahun 1940-an, bangunan yang telah berusia 67 tahun tersebut kondisinya masih cukup baik.

Orisinalitas bangunan masih terjaga dengan baik, ditambah dengan adanya ornament-ornamen di bagian depan khususnya semakin mempertegas bangunan ini. Graha Bina Harja ini termasuk salah satu bangunan yang memiliki makna historis bagi Kota Probolinggo.

 

  • Kantor Polisi Militer V/03

Bangunan ini berada di Jl. Suroyo 7 Probolinggo. Dibangun pada tahun 1940-an, bangunan yang telah berusia 67 tahun tersebut kondisi fisiknya masih terjaga sangat baik.

Kondisi fisik bangunan cukup baik, dengan tidak adanya kerusakan yang cukup berarti pada elemen bangunan. Hal tersebut dikarenakan system perawatan bangunan yang dilakukan sudah cukup baik. Dengan perawatan yang baik, maka nilai estetika bangunan menjadi meningkat.

 

  • Komplek Polres

Bangunan yang terletak di Jl. Dr. Saleh Probolinggo ini, didirikan kurang lebih pada tahun 1940-an. Hingga saat ini, bangunan Rumah Dinas ini telah berusia kurang lebih 67 tahun. Walaupun cukup tua, namun kondisi fisik bangunan masih terawat dengan sangat baik.

Selain maintenance bangunan, nilai orisinalitas juga masih dipertahankan pada bangunan ini. Hal tersebut dilakukan dengan tidak melakukan perubahan-perubahan besar yang dapat merubah bentuk dari bangunan asli. Dengan tetap mempertahankan orisinalitas bangunan, maka terdapat kesan estetis tersendiri pada bangunan.

 

  • Kodim 0820

Bangunan yang terletak di Jl. Panglima Sudirman  Probolinggo dibangun pada tahun 1953. Di usianya yang sudah menginjak usia 54 tahun ini, kondisi fisik bangunannya masih terlihat baik.

Perawatan yang dilakukan oleh pihak pengelola sangat baik, sehingga menyebabkan bangunan ini tidak mengalami kerusakan fisik yang cukup berarti semenjak awal didirikan. Ciri ornament pada façade bangunan, seperti bentuk kolom, pintu dan jendela, hampir tidak pernah mengalami perubahan yang berarti dari bentukan aslinya. Ciri khas bangunan lama masih kental terlihat pada façade bangunan. Nilai-nilai orisinalitas, estetika, serta maintenance bangunan diterapkan dengan sangat baik pada bangunan ini.

 

  • Batalyon Zeni Tempur

Bangunan yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Probolinggo ini dibangun pada tahun 1940-an. Di usianya yang sudah menginjak usia 67 tahun ini, kondisi fisik bangunannya masih terlihat baik.

Nilai orisinalitas bangunan masih tampak terjaga. Bentukan-bentukan pada elemen atap, pintu dan jendela masih mempertahankan bentuk aslinya. Hal tersebut juga ditunjang dari sisi perawatan bangunan yang sudah baik, sehingga bangunan memiliki nilai keindahan yang tinggi.

 

  • Hotel Luxor

Bangunan ini berada di Jl. Dr. Sutomo 76 Probolinggo. Dibangun pada tahun 1940-an, bangunan yang telah berusia kurang lebih 67 tahun tersebut kondisinya masih baik dan kokoh.

Keaslian bentuk fisik pada bangunan ini masih terjaga sesuai bentuk aslinya. Hampir tidak terdapat perubahan pada bentukan-bentukan pada elemen atap, pagar beranda, pintu dan jendela, semua masih tetap mempertahankan bentuk aslinya.

 

  • Hotel Tentrem

Bangunan ini berada di Jl. Panglima Sudirman 19 Probolinggo. Dibangun pada tahun 1940-an, bangunan yang telah berusia 67 tahun tersebut kondisinya masih terlihat baik.

Keaslian bentuk fisik bangunan masih terjaga sesuai bentuk aslinya. Hampir tidak terdapat perubahan pada bentukan-bentukan pada elemen atap, pagar beranda, pintu dan jendela, semua masih tetap mempertahankan bentuk aslinya.

 

  • Rumah Potong Hewan (RPH)

Bangunan ini berada di Jl. A.Yani 35 Probolinggo. Dibangun pada tahun 1940-an, bangunan yang telah berusia 67 tahun tersebut kondisinya masih terlihat cukup baik.

Orisinalitas bentuk fisik pada bangunan ini masih terjaga sesuai bentuk aslinya. Hampir tidak ada perubahan pada bentuk elemen atap, pintu dan jendela, semua masih tetap mempertahankan bentuk aslinya. Sisi perawatan bangunan juga dilakukan dengan cukup baik, sehingga menunjang nilai estetika bangunan.

 

  • SDK Mater Dei

Bangunan SDK Mater Dei ini berada di tengah Kota Probolinggo, tepatnya terletak di Jl. Suroyo 36 Probolinggo. Dibangun pada tahun 1926, bangunan yang telah berusia 81 tahun tersebut kondisinya masih terlihat sangat baik.

Bangunan ini masih terjaga kebersihan dan keterawatannya. Sistem perawatan berkala oleh pihak pengelola yang cukup baik menyebabkan bangunan ini tidak mengalami kerusakan fisik yang cukup berarti semenjak awal didirikan. Ciri ornament pada facade bangunan, seperti gevel, kolom yang besar, pintu dan jendela, tidak mengalami perubahan dari bentukan aslinya. Ciri khas bangunan neoclassical masih kental terlihat pada facade bangunan, khususnya pada ornament bukaan bangunan.

Nilai estetika pada bangunan ini telah terjaga dengan sangat baik. Kebersihan, serta perawatan pada fisik bangunan menjadikannya sebagai bangunan yang estetis.

 

  • Masjid Tiban

Diceritakan bahwa pembuatan masjid ini terjadi dalam waktu sekejap, seperti halnya cerita dalam pembuatan Candi Prambanan. Dari cerita itulah kemudian masjid ini diberi nama Masjid Tiban. Pada Masjid Tiban ini memiliki beberapa keunikan seperti adanya sebuah batu yang terdapat di halaman belakang yang konon dipercaya pernah menjadi tempat pertapaan Syekh Maulana. Keunikan lainnya adalah terdapat sumur tua yang airnya dipercaya mengandung khasiat untuk penyembuhan segala macam penyakit dan mencari jodoh dengan cara diminum atau di pakai untuk mandi.

Lokasi Masjid Tiban ini sangat strategis karena berada di pinggir jalan utama kota, sehingga memudahkan bagi masyarakat lokal maupun luar daerah untuk singgah melaksanakan ibadah.

 

  • Masjid Agung Roudhlotul Jannah

Masjid ini merupakan Masjid Agung kebanggaan masyarakat Kota Probolinggo. Karena letaknya di tengah kota, tepatnya di sebelah barat Alun-alun Kota, semakin menjadikan masjid ini ramai dikunjungi oleh masyarakat baik lokal maupun luar daerah.

Selain dipergunakan sebagai tempat ibadah, masjid ini sering digunakan untuk kegiatan majelis atau belajar tulis Al-Quran serta kegiatan keagamaan lainnya. Di depan Masjid Agung juga terdapat kawasan pertokoan yang menjual berbagai barang kebutuhan muslim dengan harga yang terjangkau.

 

  • Klentheng Sumber Naga

Klenteng Sumber Naga atau Tempat Ibadat Tri Dharma merupakan tempat ibadah satu-satunya bagi masyarakat Tionghoa yang ada di Kota Probolinggo.

Berbagai acara keagamaan sering diselenggarakan di Klenteng Sumber Naga ini, dan jemaat dari Klenteng ini cukup besar. Tidak heran jika setiap acara keagamaan diselenggarakan antusiasme jemaat cukup tinggi, baik dari lokal Kota Probolinggo maupun luar Kota Probolinggo.

 

  • Gereja Merah

Bangunan gereja ini berada di tengah kota Probolinggo, tepatnya terletak di Jl. Suroyo 32 Probolinggo. Gereja ini dibangun pada tahun 1862.

Sebagai bangunan dengan usia 145 tahun, bangunan gereja ini masih terjaga keaslian bentuk dan keterawatannya. Ciri ornamen pada facade bangunan, seperti menara, pintu dan jendela, yang mengadopsi gaya gothic tidak mengalami perubahan dari bentuk aslinya.

Selain nilai orisinalitas, nilai estetika pada bangunan ini juga dijaga dengan sangat baik. Kebersihan, serta perawatan pada fisik bangunan menjadikannya sebagai bangunan yang indah secara arsitektural.

Bangunan gereja ini termasuk dalam klasifikasi utama yaitu bangunan gedung dan lingkungannya yang secara fisik bentuk asli eksteriornya sama sekali tidak boleh diubah. Apabila terjadi perubahan yang signifikan pada bangunan ini dikhawatirkan akan merubah atau melunturkan makna sejarah dari bangunan gereja ini sendiri.

 

  • Makam Joyolelono

Makam yang berlokasi di Kampung Sentono Kelurahan Mangunharjo memiliki nilai historis yang tinggi. Kyai Joyolelono dahulunya merupakan Kepala Daerah Probolinggo pertama yang dilantik.

Makam Joyolelono merupakan simbol perjuangan bagi Probolinggo, karena atas jasa dan dedikasinya yang tinggi dapat menjadikan Probolinggo berkembang pesat. Untuk itulah dengan mengunjungi Makam Joyolelono merupakan suatu bentuk penghormatan bahwa sebagai generasi penerus tidak pernah melupakan jasa-jasa para pendahulunya.

 

 

Agro Wisata

Kota Probolinggo memang sangat dikenal dengan buah anggur dan mangga. Namun saat ini Pemerintah Kota Probolinggo begitu gencar mempromosikan anggur sebagai produk unggulan kota Probolinggo.

Anggur Prabu Bestari dipilih sebagai buah andalan untuk menarik minat wisatawan. Alasan dipilihnya Anggur Prabu Bestari karena anggur ini mempunyai tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggur yang lain, yaitu sampai 18 derajat brix. Harganya pun relatif murah berkisar 15 ribu sampai 20 ribu per kilogramnya.

Di agro wisata ini para wisatawan akan diajak untuk memilih, memetik dan menikmati segarnya buah anggur khas kota Probolinggo. Apabila berniat untuk membawanya sebagai oleh-oleh, para wisatawan dapat membelinya di area agro wisata ini dengan harga yang cukup murah dan kualitas anggur yang terbaik.

 

 

Wisata Kuliner

Kuliner berbagai macam makanan Kota Probolinggo dapat ditemui di sekitar Alun-Alun Kota Probolinggo sebagai pusat kota. Dengan didukung suasana yang nyaman, aman, serta bersih, para pengunjung akan merasakan nikmatnya berwisata kuliner di tempat ini. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau dan sarana transportasi yang mudah, semakin menambah kenyamanan berada di Kota Probolinggo.

 

Pariwisata
Kota
Probolinggo
Kekayaan Alam dan Budaya

Siapa yang sangka kota Probolinggo punya segudang kejutan. Kita warga probolinggo patut berbangga diri dengan kekayaan alam dan budayanya.

 

Siapa yang tidak suka buah mangga ataupun anggur? Buah ini merupakan kekayaan alam sekaligus menjadi icon nya kota Probolinggo. Warga yang berkediaman di kota Probolinggo sebagian besar memiliki tanaman ini disetiap rumahnya entah dengan alasan budidaya atau sekedar ditanam.

 

Dan siapa yang tidak kenal batik? Indonesia terkenal dengan batik khas dan mewahnya yang berasal dari beberapa pulau-pulau terutama Pulau Jawa.  Begitu juga Probolinggo. Kota Probolinggo juga mempunyai batik khas kota yang bernama Batik Probolinggo Mangga dan Anggur.  (cariin gambar batik mangga dan anggur),  selain batik kota Probolinggo juga menyimpan sederet tradisi yang menambah beragamnya budaya yang masih disentuh masyarakat. Misalnya Tradisi Sya’banan, Lomba Perahu Hias,  Petik Laut, ojug, Jaran Bodhak, Kerapan sapi, Ludruk, kerapan kambing.

 

  • Apa itu Jaran Bodhak?

Entah kapan pastinya Seni Jaran Bodhak tercipta, namun dari beberapa sumber diketahui bahwa “Jaran Bodhak” diciptakan oleh orang-orang Kota Probolinggo pada zaman awal kemerdekaan. Pada masa kini (Kota Probolinggo masa kini) “Jaran Bodhak” masih populer di kalangan masyarakat Kota Probolinggo. Dan kesenian ini biasanya digunakan untuk mengiringi dan mengarak hajatan Temanten Sunat.

 

  • Apa itu Ludruk?

Ludruk merupakan satu bentuk pementasan drama kehidupan yang disajikan dengan pendekatan kehidupan sehari-hari  masyarakat Jawa Timur pada umumnya. Lain halnya dengan kesenian ketoprak yang dalam penyajiannya menampilkan cerita legenda atau sejarah yang dikemas apik dengan memakai busana dan bahasa jawa, ludruk lebih mengedepankan cerita heroik dengan setting kebanyakan mengenai kehidupan masyarakat Jawa Timur.

Ludruk tumbuh dan berkembang hampir di semua daerah di Jawa timur bagian timur, termasuk di daerah Probolinggo. Tampilan ludruk khas Probolinggo jelas memiliki perbedaan dibandingkan dengan ludruk-ludruk Surabaya atau daerah lainnya, yakni pada bahasa yang dipakai. Ludruk di Probolinggo menggunakan bahasa Jawa Ngoko yang dicampur dengan bahasa Madura Pesisiran, baik dalam bentuk kidungan ataupun dialog para pemainnya.

Walaupun dari segi bahasa yang dipakai berbeda, tetapi dalam hal pakem masih memiliki cerita yang sama. Hanya di beberapa bagian atau adegan diselipkan adegan tambahan yang bercirikan Probolinggo. Dan kesenian ludruk ini sering ditemui pada  acara-acara hajatan.

 

  • Apa itu Karapan Sapi Brujul?

Karapan Sapi Brujul sebenarnya bermula dari keseharian petani membajak sawahnya. Kemudian dikembangkan menjadi perlombaan yang diadakan pada setiap musim tanam padi tiba. Karapan Sapi Brujul ini dilaksanakan di area persawahan.

Setiap sapi yang memenangkan perlombaan Karapan Sapi Brujul, dapat dipastikan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Sehingga sapi yang mengikuti perlombaan ini dipastikan memiliki kualitas yang cukup baik. Tidak heran jika perlombaan ini sampai mengeluarkan biaya yang cukup besar.

Karena antusias masyarakat yang cukup besar, Karapan Sapi Brujul ini dijadikan sebagai obyek wisata Kota Probolinggo. Sekarang ini perlombaan tersebut tidak lagi dilaksanakan pada musim tanam padi saja, namun di luar musim tersebut juga sering diselenggarakan.

 

  • Apa itu Karapan Kambing?

Karapan Kambing sebenarnya bermula dari sekedar menjadi obat kejenuhan  dalam keseharian setelah menjalani kewajiban sebagai petani atau pedagang. Karapan Kambing ini merupakan perlombaan yang digelar setiap satu tahun sekali.

Sama seperti halnya karapan sapi, kambing-kambing ini menggunakan kaleles (rangka kayu yang diikatkan ke badan kambing), lalu kemudian diadu kecepatan dengan lawan pasangan lainnya.

Dalam Karapan Kambing, kambing-kambing yang dilombakan tidak dibedakan berdasarkan ukurannya baik besar atau kecil. Semua adalah kambing dengan jenis kelamin betina.

Ketika berada di arena perlombaan, kambing-kambing ini dilengkapi dengan beberapa peralatan. Beberapa peralatan yang digunakan diantaranya adalah jepitan telinga kambing, rekeng (sejenis bandulan tapi terpaku), kaleles, kalonongan (terbuat dari keleng kecil biasanya bekas dari korek api. Dan peralatan yang terpenting sebenarnya adalah balsam dan minyak angin. Karena pada beberapa bagian tubuh kambing akan dilumuri balsam dan minyak angin sehingga kambing tersebut akan merasakan kepanasan dan akan berlari kencang sekuat tenaga.

Ciri dari kambing karapan yang bagus terletak pada bentuk kepala yang cenderung kecil, badan lurus, pangkal kaki depan tampak besar, posisi badan seperti nungging, usia minimal 3 bulan dan belum beranak. Postur yang demikian yang sering menang dalam perlombaan karapan kambing ini.

 

Dan dalam pelestariannya pemerintah dan seluruh bagian dari kota Probolinggo selalu memiliki apresiasi dan inovasi yang membuat kebudayaanya tidak dimakan jaman. Misalnya, lomba mem-batik, Fashion, pelaksaan tradisi adat yang meriah dan juga merambah didunia pendidikan seperti perlombaan KIR (Karya Ilmiah Remaja), Blog, Foto, dll dengan tema dan topik yang sebagian besar diusung dari unsur kota Probolinggo sendiri.

MENGENAL pROBOLINGGO mELALUI BLOG!

bottom of page