top of page

“Pernah aku menatap lama di langit itu. Senja kini berkabut dingin. Setetes demi setetes mulai terasa seakan-akan mereka meraduku dalam kepingan air. Mengelabutiku dalam kepompong rinai hujan”

 

-Warits

 

Hari ini, hujan turun tanpa suara.
Dan aku hanya bisa mengamini setiap kejadian yang dicipta oleh waktu
Sayang, mungkin kita nanti akan seperti mereka.
Disaat hujan turun laksana amuba, kita akan saling bercerita pada anak-anak kita siapa yang terlebih dahulu cinta siapa. Dan aku akan merasa de javu untuk kesekian kalinya.

 

Hana

 

Bisakah kamu merasakan?
Tetes hujan yang hinggap pada rimbunnya bougenfil depan rumahmu, adalah rindu yang aku titipkan.
Disana ada jutaan harapan yang aku simpan, diam-diam.
Harapan yang berbeda

Hanya untukmu.

Bisakah kamu?

 

 

-Hana

 

Ocehan Kita

bottom of page